Suratno
Kebumen News >> Gila benar fenomena Mukidi di sosmed. WA grup saya yang puluhan isinya Mukidi semua. Wall FB juga banyak posting Mukidi. Semuanya cerita2 lucu tentang dan atau dari Mukidi. Dari cerita lucu yang relijius sampai cerita yang nyerempet2 porno hehe.
Apa yang bisa kita “baca” dari fenomena Mukidi ini? Saya melihat ada beberapa kemungkinan. Pertama, pengalihan isu. Melihat begitu cepatnya dan massifnya Mukidi menyebar di sosmed, ada dugaan pastilah ada cyber-army terorganisir dibelakangnya. Butuh orang banyak untuk mengganti tokoh2 dalam cerita2 lucu dengan Mukidi. Juga untuk menyebarkannya. Cuma, kalau pengalihan isu, isu apa? Tax amnesty yang gagal bawa pulang uang WNI diluar negeri lalu malah menyasar masyarakat awam? Atau pengalihan isu Ahok yang terlalu mewarnai sosmed kita? hehe
Kedua, kalau bukan rekayasa sosmed, artinya Mukidi menyebar secara alamiah, lalu kenapa bisa begitu viral? Apa yang menarik dari Mukidi? Kalau sekedar cerita lucu kan banyak bangett. Mungkin, memang orang Indonesia butuh hiburan. Secara sosiologis, hiburan ini kalau dinikmati semakin privat semakin kurang menarik. Kalau rame-rame dia bisa mendominasi wacana publik. Jadi lebih asyikk. Itu mungkin kenapa orang rame2 secara sukarela menshare Mukidi. Tapi, selain hiburan, apa manfaatnya cobaa?
Orang bertanya-tanya: siapa Mukidi? Teman bilang Mukidi itu aslinya orang Cilacap. Merantau di Jakarta. Istrinya Markonah. Anaknya dua laki2: Mukirin dan Mukiran. Mukidi punya teman akrab namanya Wakijan hehe…
Whatt, Cilacappp?? Memang sih di Cilacap daerah saya banyak yang namanya Mukidi. Tapi nothing spesial from him. Karena Mukidi sudah viral, biar ada berkah saya usul memang mending di “bakukan” aja misal melalui komik, cerita lucu, sinetron, film dll. Jadi, semacam ikon legendaris tokoh lucu. Seperti tokoh lucu peyang dan penjol dalam seni budaya dikampung saya. Bedanya, Mukidi lebih kekinian. Danke. #BukanPakarMukidi