Kelompok Bermain (KB) Islam Al Barokah merupakan lembaga pendidikan nonformal yang siap mencetak generasi kreatif, inovatif dan tetap memiliki akhlakuk karimah.
KBI Al Barokah Tahun 2016/2017 telah membuka pendaftaran peserta didik baru di buka pendaftaran sampai 27 agustus 2016.
KBI Al Barokah beralamat di Jalan Mangkusari desa Kutosari Kecamatan Kebumen Kabuppaen Kebumen (Kurang lebih 50 M barat pasar Mertokondo Kebumen (hp: 085647725151).
KEBUMEN-Pendidikan merupakan kebutuhan manusia, kebutuhan pribadi seseorang. Kebutuhan yang tidak dapat diganti dengan yang lain. Karena pendidikan merupakan kebutuhan setiap individu untuk mengembangkan kualitas, pontensi dan bakat diri. Pendidikan membentuk manusia dari tidak mengetahui menjadi mengetahui, dari kebodohan menjadi kepintaran dari kurang paham menjadi paham, intinya adalah pendidikan membentuk jasmani dan rohani menjadi paripurna. Sebagaimana tujuan pendidikan, menurut Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) UU RI NO. 20 TH. 2003 BAB II Pasal 3 dinyatakan:
”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Tujuan pendidikan setidaknya terbagi menjadi dua, yaitu pendidikan bertujuan mengembangkan aspek batin/rohani dan pendidikan bersifat jasmani/lahiriyah. Pertama, pendidikan bersifat rohani merujuk kepada kualitas kepribadian, karakter, akhlak, dan watak. Kesemua itu menjadi bagian penting dalam pendidikan. Kedua, pengembangan terfokus kepada aspek jasmani, seperti ketangkasan, kesehatan, cakap, kreatif, dan sebagainya. Pengembangan tersebut dilakukan di institusi sekolah dan di luar sekolah seperti di dalam keluarga, dan masyarakat. Tujuan pendidikan berusaha membentuk pribadi berkualitas baik jasmani dan rohani. Dengan demikian secara konseptual pendidikan mempunyai peran strategis dalam membentuk anak didik menjadi manusia berkualitas, tidak saja berkualitas dalam aspek skill, kognitif, afektif, tetapi juga aspek spiritual. Hal ini membuktikan pendidikan mempunyai andil besar dalam mengarahkan anak didik mengembangkan diri berdasarkan potensi dan bakatnya. Melalui pendidikan anak memungkinkan menjadi pribadi sholeh, pribadi berkualitas secara skill, kognitif, dan spiritual.
Namun, globalisasi yang memasuki dekade ini berdampak besar terhadap segala sendi kehidupan manusia. Nilai-nilai luhur bangsa dan agama secara bertahap terkikis oleh nilai barat dan modern. Materialis, hedonis dan individualis menjadi penyakit masyarakat. Nilai-nilai ini pula berimbas pada tradisi pendidikan yang hanya digunakan untuk mangakumulasi kapital dan mendapat keuntungan. Bahkan Mansour Fakih mempertanyakan, bagaimana mungkin tradisi manusia tentang visi pendidikan sebagai strategi untuk eksistensi manusia yang telah direproduksi berabad-abad, diganti oleh suatu visi yang meletakkan pendidikan sebagai komoditi.
Selain itu, terjadinya aksi dan tindak kekerasan (violence) akhir-akhir ini merupakan fenomena yang seringkah kita saksikan. Bahkan hal itu hampir selalu menghiasi informasi media masa. Fenomena-fenomena lain yang mewabah di kalangan remaja seperti merokok, hubungan seks pranikah, tawuran massal, penggunaan obat-obat terlarang, dan kenakalan lain seperti sering dikeluhkan para orang tua, penyelenggara pendidikan, maupun masyarakat luas, bukanlah fenomena baru. Krisis akhlak terjadi karena sebagian besar orang tidak mau lagi mengindahkan tuntunan agama, yang secara normatif mengajarkan kepada pemeluknya untuk berbuat baik, meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiat dan munkarat.
Melihat fenomena yang terjadi nampaknya di zaman sekarang ini akhlak mulia adalah hal yang mahal dan sulit diperoleh, hal ini seperti telah penulis kemukakan terjadi akibat kurangnya pemahaman terhadap nilai akhlak yang terdapat dalam al-Qur.an serta besarnya pengaruh lingkungan. Manusia hanya mengikuti dorongan nafsu dan amarah saja untuk mengejar kedudukan dan harta benda dengan caranya sendiri, sehingga ia lupa akan tugasnya sebagai hamba Allah SWT. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa kemerosotan akhlak terjadi akibat adanya dampak negatif dari kemajuan di bidang teknologi yang tidak diimbangi dengan keimanan dan telah menggiring manusia kepada sesuatu yang bertolak belakang dengan nilai al-Qur.an. Namun hal ini tidak menafikan bahwa manfaat dari kemajuan teknologi itu jauh lebih besar daripada madharatnya.
Untuk memunculkan akhlak yang baik dalam diri setiap orang maka diperlukan formulasi-formulasi untuk mewujudkannya. Yakni dengan cara memadukan konsep pendidikan dengan akhlak yang telah dijelaskan di atas mengenai pengaruhnya terhadap perilaku manusia, menjadi pendidikan akhlak. Pendidikan merupakan pengantar atau stimulus memunculkan akhlak, karena akhlah mulia adalah tujuan pendidikan. Pendidikan akhlak memilik peran penting dalam membentuk kepribadian siswa atau manusia secara umum. Esensinya pendidikan akhlak diartikan sebagai latihan mental dan fisik yang menghasilkan manusia berbudaya tinggi untuk melaksanakan tugas kewajiban dan tanggung jawab dalam masyarakat selaku hamba Allah swt. Pendidikan akhlak berarti juga menumbuhkan personalitas (kepribadian) dan menanamkan tanggungjawab.