Kebumen – Hujan tiga hari berturut-turut menyebabkan longsor di beberapa titik di Kebumen. Kondisi tanah yang lama kering akibat musim kemarau menjadikan tanah labil dan mudah longso. Di Kebumen setelah tiga hari diguyur hujan setidaknya ada lima titik longsor cukup parah yang terjadi.
Di jalan utama Mertokondo-Jembatan Tembana terdapat satu titik yang cukup membahayakan pengguna jalan karena kondisi jalan gelap dan tidak ada rambu. Yaitu di tepatnya sebelah selatan gapura masuk SMK Nawa Bhakti dukuh Tembono Kutosari talud yang menahan bahu jalan ambrol mengakibatkan sebagian badan jalan ikut longsor sepanjang enam meter. Jika tidak segera ditangani ancaman longsor semakin melebar karena aspal sudah retak-retak. “Ini setiap hari bertambah panjang mas longsorannya” Tutur warga Tembono yang enggan disebut namanya.
Titik parah kedua di jalur utama Tembono-Peniron, tepatnya di desa Karangpoh, Kondisi jalan yang tidak ditalud terkikis oleh aliran Saluran Induk Wadaslintang Barat. Mengakibatkan separuh jalan sepanjang 5 meter longsor ke sungai. Pengguna jalan harus ekstra hati-hati karena hanya bisa menggunakan separuh jalur yang tersisa selebar dua setengah meter. Kondisi longsoran ini jika tidak segera ditangani mengancam sebabkan longsor susulan.
Titik ketiga masih di jalur Tembono-Peniron tepatnya di pertigaan desa Karangpoh menuju desa Aditirta. Setiap hari Minggu pagi lokasi ini menjadi pasar lemari dan dipan. Tapi hanya sampai jam 08.00. Longsor terjadi akibat kikisan sungai saluran Induk Wadaslintang Barat di lokasi. Talud yang dibuat tak kuat menahan derasnya arus di saluran induk. Akibatnaya badan jalan selebar 3 meter tepat di tanjakan ambrol dan menyisakan separuh badan jalan dua sekitar meter.
Di desa Pandansari longsor di tebing jalan Krenceng menyebabkan badan jalan tertutup oleh tanah longsoran. Warga di dukuh Krenceng dan pengguna jalan terpaksa mengambil jalan memutar untuk menghindari jalan yang tertutup. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa longsor ini.
Di Krakal terjadi longsor akibat hujan terus menerus tiga hari ini. Longsor ini merupakan susulan dari longsor pada tahun 2014 yang menewaskan seorang nenek Sutiyem. Longsor kali ini tidak jauh dari lokasi tersebut. Memang di sana terdapat saluran pembuangan yang mengalir pada musim hujan. Potensi ini sebenarnya sudah terpantau sejak tahun lalu. (Brs/Bram)